Selasa, 07 Juni 2016

ENERGI BARU DAN TERBARUKAN



Ada banyak alasan mengapa energi terbarukan menjadi pilihan, diantaranya menggantikan solusi energi tidak terbarukan yang berbasis bahan bakar minyak. Selain itu biayanya relatif tidak mahal, bersifat
netral karbon, kebanyakan tidak menimbulkan polusi dan semakin mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
Secara umum Energi Baru ialah sumber energi alternatif dari pada sumber energi yang biasanya digunakan. Sedangkan Energi Terbarukan ialah sumber energi yang secara terus menerus berkelanjutan, yaitu sumber energi  yang dapat dipulihkan oleh alam dalam waktu yang relatif singkat. Sebaliknya jika alam memerlukan waktu yang sangat lama untuk memulihkan kapasitasnya disebut tidak terbarukan, seperti minyak bumi, batu bara, gas bumi, gambut dan serpih bitumen.
Menurut  pendapat Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) membedakannya dalam dalam 11 klaster, yaitu 5 klaster energi baru dan 6 klaster energi terbarukan. Termasuk klaster energi baru adalah batubara tercairkan, gas metana batu bara, batu bara tergaskan, nuklir dan hydrogen.  Sedangkan Termasuk klaster energi terbarukan adalah panas bumi, Aliran air dan air terjun, bioenergi, radiasi matahari, angin dan gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut.
Sumber energi terbarukan yang sering ditemukan di masyarakat ialah seperti energi radiasi matahari dalam bentuk panas, seperti solar photovoltaic untuk pembangkit tenaga listrik. Kemudian energi dari aliran air dan air terjun, dapat membangkitkan listrik dengan PLTA run-off sungai, seperti   kincir air (Teknologi Tepat Guna) atau Pembangkit listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
Selanjutnya Sampah yang ada di tempat pembuangan sampah akan membusuk dan menghasilkan gas metan. Dengan teknologi Biodigester yaitu sebuah wadah kedap udara di mana limbah atau kotoran difermentasi dalam kondisi tanpa oksigen melalui proses yang dinamakan pencernaan anaerob untuk menghasilkan gas yang mengandung banyak metan. Gas ini bisa dipakai untuk memasak, memanaskan & membangkitkan listrik.
Dengan mengimplemantasikan salah satu teknologi ini dalam masyarakat perdesaan,  bisa memberikan peluang kemandirian untuk mengelola dan mengupayakan kebutuhan energi mereka sendiri beserta solusinya.(yip).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar