Melokalisir
daerah padam ialah mempersempit daerah mati listrik karena ada gangguan. Pada
saat listrik dirumah mati karena terjadi gangguan yang diakibatkan oleh salah
satu lampu rusak, maka pada box pembagi
arus, dapat dimatikan
pembatas daya (MCB) nya, pada saluran yang terganggu.
Sedangkan MCB yang lain tetap dihidupkan. Sehingga tidak seluruh rumah mati
listrik, tetapi hanya saluran yang terganggu saja yang mati listrik.
Demikian
pula pada Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM) yang bertegangan 20 kV. Seperti
yang terlihat pada gambar simulasi, pada saat “Kondisi Normal”, listrik “Daerah Hijau” disuplai oleh Penyulang A dari Gardu Induk X.
Apabila suatu
ketika masyarakat “Daerah Hijau” melaporkan mati listrik di wilayahnya, yang
pertama kali dilakukan PLN ialah melokalisir daerah padam dengan membuka LBS o, dan membuka LBS p, dan selanjutnya Penyulang
A dicoba masuk atau diisi tegangan. Kalau di Gardu Induk (GI) Normal, berarti
antara GI sampai LBS o, aman.
Selanjutnya LBS o
dicoba masuk, kalau di GI Penyulang A Trip kembali atau listrik padam lagi,
maka diperkirakan gangguan berada antara LBS o dan LBS p atau di wilayah
“Daerah Hijau”.
Kemudian pengusutan gangguan dilakukan dari LBS o sampai LBS p.
Biasanya di titik gangguan terjadi ledakan, dan masyarakat banyak yang membantu
untuk memberitahukan lokasi ledakan tersebut. Ketika titik gangguan telah
diketahui, maka untuk daerah setelah LBS p dapat dimanuver dari Penyulang K dari Gardu Induk Y. Sehingga daerah padam dapat dilokalisir, artinya
hanya “Daerah Hijau” saja yang padam, konsumen listrik yang lain dapat tetap nyala.
Seperti yang terlihat pada gambar simulasi “Kondisi
Lokalisir Daerah Padam”
Setelah titik ganggguan diperbaiki, maka kondisi sistem di kembalikan
seperti Kondisi Normal. Akhirnya semua konsumen dapat menikmati listrik kembali
seperti sedia kala. (yip).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar